DAIRI – Bupati Dairi Dr. Eddy Keleng Ate Berutu mengatakan tetap konsisten untuk mengembalikan kejayaan kopi Sidikalang.
Namun, mengembalikan kejayaan kopi ini tentu butuh effort dan peran seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat, juga swasta untuk satu pemikiran.
Hal ini disampaikan Bupati saat menerima Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPMI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang, pimpinan PT. Java Kirana Tata Nagari Chandra Heriawan, dan ketua Koperasi Barung-barung Valentino Bintang, Jumat (18/8/2023), di ruang rapat bupati yang dirangkai dengan penandatangan MoU.
Disebutkan Bupati, budi daya kopi menjadi komoditas yang menjanjikan bagi negara agraris seperti Indonesia. Bahkan, Kementerian Perdagangan menyebutkan, kopi merupakan komoditi terbesar kedua yang diperdagangkan di dunia, memiliki potensi, dan pasar yang sangat besar.
“Saat ini kopi juga kian dilirik oleh kalangan muda lewat bisnis gerai kopi kekinian, diikuti sejumlah seni menyajikan kopi di dalamnya. Sebagai penghasil kopi yang jaya di zamannya tentu kita ingin kejayaan kopi Sidikalanng itu bisa kita kembalikan,” kata Bupati.
Tentu, kata bupati Pemerintah Kabupaten Dairi, dalam hal ini Dinas Pertanian, dan Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi dan UMKM terus mencari peluang-peluang bagaimana nama besar kopi Sidikalang bisa kembali termasuk bekerjasama dengan swasta, koperasi, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, kata Bupati, perusahaan social entrepreneur yang bergerak di bidang pengelolaan perkebunan dan pengolahan pasca-panen kopi, seperti PT. Java Kirana, melihat budi daya kopi Sidikalang tidak hanya sebagai sektor penghasil produk atau komoditas, melainkan juga salah satu cara untuk upaya menjaga nama besar dan ketenaran kopi ini layak diperjuangkan.
“Saya bersyukur perlahan peran swasta di Dairi mulai muncul, termasuk peran putra Dairi seperti Pak Sarman Simanjorang. Sejak awal jumpa memang saya ketahui perusahaan ini concern bukan hanya di pertanian kopinya namun juga di sektor petani dan pemberdayaannya. Energi itu yang tertular ke saya yang juga ingin saya tularkan di Kabupatem Dairi,” ujar Eddy Berutu.
Melalui penandatangan nota kesepahaman ini, Bupati menyampaikan keinginannya, bahwa apa yang sudah dan yang akan kelak dilakukan Pemkab Dairi bersama PT. Java Kirana berdampak positif bagi kesejahteraaan dan peningkatan ekonomi petani.
“Saya ingin nota kesepahaman ini bukan hanya inisiasi semata yang kemudian hilang. Ide awal memang sesuatu yang luar biasa namum pelaksanaannya yang justru lebih menantang. Saya bersyukur Pak Sarman memperkenalkan pihak swsta pada kita demi pengembangan dan pengembalian kejayaan kopi Sidikalang ini bangkit kembali,” tuturnya.
Dia menambahkan selama ini yang dilakukan adalah mengembangkan pertanian dengan komoditi yang memang biasa ditekuni oleh si petani, tujuannya adalah untuk keberlanjutan pertanian itu sendiri.
Seperti itu juga konsep yang dilakukan di KPT Parbuluan.
“Hal serupa ingin kita lanjutkan pada petani yang memang berfokus pada komoditi kopi,” ucapnya.
Sebelumnya, saat mengawali pertemuan, Chandra Heriawan selaku pimpinan PT. Java Kirana Tata Nagari menyampaikan maksud dan tujuannya yaitu untuk meningkatkan kerjasama. Disebutkannya bahwa perusahaan ini sejak awal concern dalam meningkatkan produktifitas kopi, peningkatan kapasitas petani, meminta bantuan mengelola sentra kopi, termasuk mengelola kopi dari awal hingga akhir di pemasaran.
Tidak lupa Chandra juga menyampaikan terima kasih apa yang sudah dibicarakan secara santai ternyata ditanggapi serius.
“Jadi, kita mulai perlahan karena semua butuh pembelajaran. Soal produktifitas di hulu seperti perluasan lahan perlu juga dipikirkan. Kita akan bekerja dari segala sisi mulai dari hulu hingga hilir. Semua tak bisa dikerjakan sendiri, itulah pentingnya kita perlu melakukan kerjasama. Untuk meningkatkan produktivitas para petani kopi, Java Kirana juga memberikan pelatihan metode budi daya kopi berdasar sains dan teknologi modern kepada para petani hingga bisa meningkatkan produktivitas petani,” katanya.
Namun, Java Kirana mengajak para petani kopi untuk mengurangi ketergantungan atas pupuk dan pestisida kimia dengan melakukan tumpangsari. Pasalnya, jika dikelola dan dirancang dengan baik, beberapa tanaman bisa memberikan fungsi pupuk dan pestisida alami untuk satu sama lain. Dengan kata lain perusahaan ini hadir guna pengembangan tanaman kopi organik.
Secara singkat, Sarman Simanjorang menjelaskan cikal bakal pertemuan ini adalah saat Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) expo Juli lalu. Di mana diketahui perusahaan ini mencari daerah potensial kopi. Mereka (PT Java Kirana), kata Sarman, tidak sekadar fokus pada tanaman kopi, namun punya kepedulian pada petani.
“Semoga MoU ini menjadi momentum lain membangkitkan nama kopi Sidikalang, yang berdampak pada ekonomi masyarakat. Jadi harapan saya kopi Sidikalang bangkit kembali, program pemerintah hilirisasi lokal berjalan baik,” ujar Sarman Simanjorang.(FP/**)