MEDAN – Anggota DPRD Medan yang bergabung di Badan Anggaran (Banggar) mempertanyakan kinerja Direktur dan jajaran manajemen Rumah Sakit (RS) Bachtiar Djafar, Dinas Kesehatan Kota Medan dalam meningkatkan pelayanan dan memberikan PAD ke Pemko Medan.
“Kita sangat menyayangkan, sudah hampir dua tahun RS Bachtiar Djafar beroperasi namun masyarakat kecewa atas keterbatasan alat kesehatan dan SDM tenaga medis di RS tersebut,” tanya Margaret MS anggota Banggar DPRD Medan kepada Direktur RS Bachtiar Djafar Irlian Syahputra saat melakukan rapat pembahasan LPJ Walikota Medan pelaksanaan APBD TA 2023 di gedung DPRD Medan, Selasa (11/6/2024).
Rapat dipimpin Wakil Ketua DPRD Medan T Bahrumsyah bersama anggota dewan lainnya seperti Paul Mei Anton Simanjuntak, Margaret MS, Modesta Marpaung, Dhiyaul Hayati, Syaiful Ramadhan, Renville P Napitupulu dan Sudari ST.
Margaret mempertanyakan kondisi RS Bachtiar Djafar yang rusak dan bocor sehingga, pengunjung tidak merasa nyaman berobat di rumah sakit milik Pemko Medan tersebut.
Bahkan kata Margaret, sering pasien yang berobat ke RS Bacjtiar Djafar lalu kemudian dirujuk kembali ke RS lain padahal hanya penyakit ringan saja.
Sorotan juga dilontarkan anggota dewan lainnya, Modesta Marpaung asal politisi Golkar. Menurutnya, sudah saatnya manajemen RS Bachtiar Djafar melakukan evaluasi yang telah dijalankan selama dua tahun.
Menurut Modesta, manajemen RS Bachtiar Djafar harus terus melakukan inovasi guna peningkatkan pelayanan.
“Manajemen RS Bachtiar Djafar harus memiliki daya saing agar RS milik Pemko Medan itu tidak ketinggalan,” tandas Modesta.
Menyikapi kritikan dewan, Direktur RS Bachtiar Djafar Irlian Syahputra mengaku RS yang dipimpinnya kurang tersosialisasi kepada masyarakat. Bahkan masyarakat yang berobat di 10 Puskesmas wilayah kerjanya selalu memilih rujukan ke RS swasta dan tidak bisa dipaksa ke RS Bachtiar Djafar. (amr)