Rudy Heriyanto: Dari Lorong Hukum ke Panggung Kapolri

0
43
Rudy Heriyanto: Dari Lorong Hukum ke Panggung Kapolri
Komjen Pol Rudy Heriyanto

Tapanuli.Online – Di balik sikap tegas dan raut wajah seriusnya, Komjen Pol Rudy Heriyanto Adi Nugroho menyimpan perjalanan panjang yang penuh disiplin, pengabdian, dan transformasi. Namanya kini ramai diperbincangkan publik sebagai kandidat kuat pengganti Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).

Lahir di Jakarta pada 17 Maret 1968, Rudy memulai jejak karier dari bangku Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila), sebelum resmi berseragam Bhayangkara lewat pendidikan di Sekolah Polisi Negara angkatan 1993. Sejak awal, ia sudah menunjukkan minat kuat di bidang penyelidikan dan penegakan hukum—dua jalur yang kemudian membentuk reputasinya sebagai polisi dengan kepekaan sosial yang tinggi namun tetap bertangan dingin.

Dari Kota ke Laut, dari Hukum ke Birokrasi

Rudy bukan sekadar perwira lapangan. Ia adalah arsitek pendekatan hukum yang humanis, baik saat menjabat Kapolres Metro Jakarta Barat (2015–2016), maupun Dirreskrimum Polda Metro Jaya (2016–2017). Namanya melesat berkat profesionalisme dalam menangani beragam kasus berat di tengah panasnya ibu kota.

Pada 2020, Rudy diberi tanggung jawab sebagai Kapolda Banten. Di sana, ia tak hanya menjalankan penegakan hukum, tetapi juga membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian. Pendekatannya yang empatik menjadikan polisi sebagai sahabat masyarakat, bukan sekadar penegak aturan.

Kini, Rudy tengah mengemban tugas sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan—jabatan yang tidak lazim diisi oleh seorang jenderal aktif. Tapi Rudy menjalaninya dengan adaptasi dan visi birokrasi yang kuat, menunjukkan bahwa integritas bisa lintas sektoral.

Bintang di Pundak, Penghargaan di Hati

Perjalanan Rudy bukan tanpa apresiasi. Sejumlah tanda kehormatan ia raih, mulai dari Bintang Bhayangkara Pratama hingga Satyalancana dalam berbagai bidang, termasuk pengabdian, pendidikan, hingga kebhaktian sosial. Semua itu menjadi saksi bisu bahwa dedikasi tak hanya datang dari seragam, tapi dari niat menjaga bangsa.

Dalam diam, Rudy bekerja. Dalam sorotan, ia tetap tenang. Bila benar namanya akan menempati kursi tertinggi Bhayangkara, Indonesia tak hanya mendapat Kapolri baru, tapi juga seorang pemimpin yang memahami bahwa kekuatan hukum bukan hanya di tangan, melainkan juga di hati.(to/**)

Baca berita terkini di Tapanuli.Online

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini